Seorang ibu menuntut tanggung jawab pemerintah, atas kasus putranya yang menderita narkolepsi akibat vaksin flu babi. Kondisi di mana seseorang mengalami serangan tidur dalam waktu yang lama.
Josh Hadfield yang berusia 7 tahun, berada dalam kondisi tersebut. Usai menjalani vaksin tiga minggu, Josh mendapati serangan tidur setiap lima menit. Ironisnya, serangan tidur ini dapat terjadi di mana saja dan tak mengenal waktu, termasuk saat ia berjalan, makan, berenang dan bahkan saat ia sedang bercanda.
Saat ini, ibunya, Caroline Hadfield, mengambil tindakan hukum setelah Badan Perlindungan Kesehatan menemukan adanya risiko sepuluh kali lipat dari gangguan pada anak-anak atas pemberian obat Pandemrix.
Pada tanggal 21 Januari 2010, Josh menjalani vaksin flu babi. Kala itu, Hadfield diberitahu jika putranya yang masih di bawah umur memiliki risiko terserang virus H1N1. Namun, setelah menjalani, Hadfield mendapati penurunan drastis pada kesehatan putranya.
Menurutnya, Josh adalah anak yang enerjik sebelum menjalani vaksinasi. Setelah dua minggu berjalan, ia semakin melemah dan setelah tiga minggu ia tidur selama 19 jam.
Melansir Daily Mail, vaksin ini banyak digunakan di Inggris selama pandemi flu di tahun 2009-2010 dan diberikan kepada satu juta anak lebih, usia antara enam bulan hingga lima tahun.
Namun, setelah uji coba di Uni Eropa menemukan adanya efek samping obat terhadapnarkolepsi, vaksin ini tidak dipergunakan lagi. Tak hanya Josh yang menderita penyakit tersebut, tapi juga sebagian anak di Firlandia, Swedia dan Irlandia.